Nov 18, 2020 Sistem Operasi Jaringan

INSTALASI SISTEM OPERASI JARINGAN

Instalasi sistem operasi jaringan merupakan hal yang paling awal dilakukan sebelum membangun server. Instalasi ini mencakup 2 hal, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai serveryang akan melayani komunikasi jaringan, maka sebuah server minimal harus memiliki 2 kartu jaringan. Satu untuk jaringan internal dan lainnya untuk jaringan eksternal. Persyaratan lainnya dalam instalasi server mengikuti syarat umum instalasi Sistem Operasi, seperti:

  • Jumlah RAM yang diperlukan
  • Besar ruang harddisk yang akan digunakan
  • Tipe dan kecepatan prosesor
  • Resolusi Video / layar (diperlukan untuk sistem operasi GUI)

Informasi ini biasanya telah disediakan oleh perusahaan penyedia sistem operasi yang bersangkutan. Misal, untuk Sistem Operasi Debian Wheezy dengan Desktop memerlukan syarat perangkat komputer seperti berikut ini.

  • Prosesor minimal Pentium IV 1 Ghz
  • RAM minimal 128 Mb (disarankan 512 MB)
  • Harddisk minimal 5 GB

METODE INSTALSI SISTEM OPERASI

Sistem operasi diinstall dalam bagian tertentu dari harddisk. Lokasi tertentu ini biasanya dikenal dengan istilah partisi disk. Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan untuk mengiistall sistem operasi. Penentuan metode ini dapat didasarkan pada kondisi hardware, persyratan sistem operasinya itu sendiri dan kebutuhan user. Berikut ini merupakan empat pilihan jenis instalasi sistem operasi:

  1. Instalsi Baru
    • Opsi ini digunakan apabila jaringan yang akan dibangun adalah jaringan baru, ataupun adanya penambahan perangkat server baru yang tidak mendukung sistem operasi jaringan yang ada saat ini. Jika memilih opsi ini semua data pada partisi terpilih akan dihapus. Apabila ada aplikasi yang sudah terinstall sebelumnya pada sistem operasi lama, maka nanti perlu diinstall kembali.
  2. Upgrade
    • Opsi ini banyak digunakan pada sistem-sistem jaringan yang sudah berjalan. Opsi ini dilakukan biasanya karena adanya perbaikan fitur yang ada pada sistem operasi yang digunakan, termasuk juga karena fitur baru yang memang diperlukan. Dengan memilih opsi ini aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya kemungkinan akan tetap dapat digunakan setelah upgrade. Opsi upgrade ini hanya akan mengganti file-file sistem operasi sebelumnya dengan yang baru.
  3. Multi-Boot
    • Apabila disyaratkan untuk ada lebih dari satu sistem operasi dalam satu komputer, maka opsi ini dapat dipilih untuk memungkinkan penggunaak lebih dari satu sistem operasi. Nantinya setiap sistem operasi akan ditetapkan pada partisinya masing-masing. Oleh karena itu, perlu ada persiapan partisi sebelum melakukan instalasi multi-boot ini.
  4. Virtualisasi
    • Virtualisasi ini merupakan teknik yang memungkinkan instalasai sistem operasi dilakukan diatas sistem operasi yang ada saat ini. Tidak dalam partisi tertentu namun dalam suatu file tertentu. File ini merupakan perwakilan dari suatu sistem komputer virtual. Satu komputer dapat memiliki lebih dari satu komputer virtual. Oleh karena itu, instalasi lebih dari satu sistem operasi juga dimungkinkan dengan teknik ini. Beberapa aplikasi yang memungkinkan untuk membuat sistem virtual ini adalah VirtualBox, VMWare, dan Virtual PC.

Sebelum melakukan instalasi sistem operasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

  • Struktur partisi yang akan digunakan

Salah satu teknik yang digunakan untuk mengamankan data yang ada di komputer adalah dengan membuat partisi yang berbeda untuk sistem dan data. Dengan adanya pemisahan ini akan memungkinkan nantinya sistem tersebut di-upgrade tanpa mempengaruhi datanya. Pembagian ini juga dapat membantu dalam proses backup dan restore.

  • Penentuan jenis sistem file

Sistem file merupakan sistem manajemen file yang diterapkan sistem operasi untuk mengelola file-file yang tersimpan di harddisk. Ada banyak sistem file yang telah dikembangkan saat ini. Beberapa yang sering digunakan adalah FAT16/32, NTFS, HPFS, ext2, ext3, ext4. Setiap sistem operasi dapat memiliki lebih dari satu sistem file. Seperti Linux Ubuntu yang dapat mengelola hampir semua sistem file yang ada saat ini. Setiap sistem file yang dipilih memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Saat ini telah banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mengolah partisi dan sistem file pada harddisk. Perubahan partisi yang dilakukan setelah instalasi dapat memungkinkan terjadinya kehilangan data. Oleh karena itu, diperlukan adanya perencanaan yang baik terkait penentuan struktur dan sistem file yang akan digunakan.

Ada banyak partisi yang bisa dibuat untuk sistem operasi Linux. Berikut ini merupakan partisi-partisi yang umum digunakan.

– /, adalah partisi utama (root) pada sistem operasi Linux. Peranannya mirip seperti drive C: pada Windows XP. Pada setiap instalasi Linux ini merupakan partisi selalu harus dibuat. Sistem file yang biasa digunakan untuk memformat partisi ini adalah ext4. Minimal besarnya partisi ini adalah 5 GB. Disarankan minimal 8 GB agar lebih leluasa menginstall program lainnya.

– /home, adalah partisi untuk user. Partisi ini dapat berisi data user. Data disini dapat berupa dokumen, gambar, audio, video dan konfigurasi aplikasi user. Ini serupa dengan folder Documents and settings atau Users pada Windows. Partisi ini dapat dijadikan satu dengan partisi root (/) atau pada partisi sendiri. Sistem file pada partisi juga biasanya menggunakan ext4. Besarnya partisini ini dapat ditentukan berdasarkan banyaknya data yang kemungkinan akan dihasilkan.

– /boot, merupakan partisi yang berisikan aplikasi booting (menjalankan) sistem operasi. Partisi ini dapat tidak dibuat. Kalau dibuat akan berguna nantinya pada saat instalasi multi-boot sistem operasi. Sistem filenya juga secara umum dapat menggunakan ext4.

– swap, adalah partisi RAM pada sistem Linux. Partisi ini dapat digunakan sebagai RAM tambahan (memori virtual). Ini berguna pada saat sistem kehabisan RAM (fisik). Semakin banyak jumlah aplikasi yang dijalankan semakin besar jumlah RAM yang digunakan. Pada saat sistem kehabisan RAM, Linux dapat menggunakan partisi swap ini sebagai RAM tambahan. Dalam Linux ada istilah swapping yang digunakan untuk menunjukkan proses pemindahan page dari memori RAM ke swap. Page adalah blok-blok pada memori. Ukuran dari partisi ini minimal sama dengan besarnya RAM yang ada. Namun disarankan agar besarnya swap dua kali RAM.

Silahkan cek link https://help.ubuntu.com/community/SwapFaq dan http://www.dd-wrt.com/wiki/index.php/Linux_SWAP untuk penjelasan lebih lanjut mengenai swap.

Terkait dengan metode instalasi secara umum terdapat beberapa persamaan seperti adanya pembuatan partisi, user, keyboard, dan pewaktuan. Sebagai gambaran berikut ini merupakan poin-poin instalasi sistem operasi Debian.

  • Konfigurasi BIOS untuk dapat melakukan boot melalui CD/DVD.
  • Pemilihan mode instalasi teks atau grafis (GUI)
  • Pemilihan bahasa, lokasi saat ini dan jenis keyboard
  • Pengaturan jaringan dan nama host (komputer)
  • Penentuan password untuk user root
  • Pembuatan user baru
  • Penentuan pewaktuan sesuai lokasi saat ini
  • Penentuan skema partisi yang akan digunakan
  • Pengelolaan sumber paket aplikasi (CD atau mirror)
  • Pemilihan aplikasi yang akan diinstall
  • Instalasi boot loader

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *